kampungdaun.id – Indonesia mempunyai berbagai makanan unik di setiap daerahnya, termasuk Ayam Bekakak dan Ayam Tangkap. Menikmati kedua sajian ini enaknya bersama keluarga, mengingat dimasak dalam porsi yang besar. Selain rasanya yang lezat, perut pun akan puas dengan menyantap kedua makanan tersebut. Akan tetapi, tahukah kamu dari mana Ayam Bekakak dan Ayam Tangkap ini berasal?
Asal Usul Ayam Bekakak
Di Tatar Sunda, sajian ini disebut juga Bakakak Hayam, yang merujuk pada makanan pendamping atau lauk pauk berupa daging ayam utuh yang dibakar, dipanggang, atau digoreng. “Bekakak” sendiri artinya korban penyembelihan hewan atau manusia, yang bentuknya menyerupai orang bersila.
Di daerah Pandeglang, Banten, Bekakak Ayam biasa dijadikan kudapan dalam ritual pesta adat istiadat, seperti upacara perkawinan, khitanan, atau upacara lainnya. Maka, tak heran kalau di setiap acara pernikahan di Tatar Sunda ada ritual “Lingkung”, di mana ayam utuh yang sudah dimasak dan disajikan di atas piring ceper tanpa nasi saling ditarik oleh kedua mempelai setelah sah ijab qobul.
Besarnya potongan ayam melambangkan besarnya rezeki yang kelak akan didapat dalam kehidupan rumah tangga mempelai. Pihak yang mendapatkan bagian ayam paling besar dipercaya dialah yang harus bekerja keras. Kemudian, ritual dilanjutkan dengan “Uap Lingkung”, di mana mempelai akan saling menyuapi ayam tersebut, sebagai simbol kasih sayang, saling pengertian, serta saling melengkapi.
Asal Usul Ayam Tangkap
Yang berikutnya ada Ayam Tangkap, makanan berbahan daging ayam khas Provinsi Aceh. Jika Ayam Bekakak disajikan utuh, Ayam Tangkap sebaliknya, yaitu dipotong-potong. Yang lebih unik, sesuai namanya, masyarakat Aceh harus menangkap dulu ayam di pekarangan rumah sebelum dimasak dengan berbagai rempah-rempah khas tanah Serambi Mekah itu. Masyarakat Aceh percaya, dengan menangkap ayam peliharaan sendiri akan terhindar dari bahan-bahan kimia.
Cara mengolahnya pun terbilang mudah. Pertama, ayam dilumuri dan diungkep dengan bumbu yang terdiri dari bawang putih, lada, kemiri, garam dan jahe. Kemudian, ayam yang sudah dibumbui itu digoreng sekira 5-10 menit, sampai bumbu meresap ke dalam daging. Kemudian masukkan dedaunan, seperti daun kari, pandan, serta salam koja.
Setelah matang, sajikan ayam goreng tersebut lengkap dengan daun-daun tambahan, sehingga tampilannya seperti ayam yang ditutupi oleh dedaunan. Bukan hanya sebagai hiasan, daun tersebut bisa juga dimakan sebagai lalapan, lho.
Menarik bukan sejarah tentang ayam bekakak dan ayam tangkap? Di Kampung Daun, kamu dan keluarga bisa mencoba nikmatnya sajian legendaris ini. Bukan cuma soal kuliner saja, restoran yang mengusung kawasan alam pedesaan ini juga memberikan pengalaman unik berwisata kuliner sekaligus menjelajahi kawasan hijau yang asri, lho.
Tunggu apa lagi? Yuk, wisata kuliner (wiskul) ke Kampung Daun Jl. Sersan Bajuri km 4,7 Villa Trinity Bandung Barat., tapi jangan lupa untuk melakukan reservasi terlebih dahulu di nomor 022-2787915/ 0877-9092-3435 (WA). Jangan lupa juga follow Instagram @kampungdaun untuk mendapatkan informasi terbaru.
Sumber : Kompas